Menenun Songket Tradisional Batubara
Minggu pagi ini saya akan berangkat ke kabupaten Batubara yang merupakan Kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Asahan pada tahun 2007, dan beribukotakan di kota Limapuluh. Tujuan saya sebenarnya adalah pelabuhan tanjung tiram karena saya tertarik dengan kehidupan nelayan setempat yang pernah memukau diriku saat pertama kali ku berkunjung kesana.
Diperjalanan saya selalu disuguhkan pemandangan kas pulau luar jawa perkebunan yang luas tak lain kebun kelapa sawit dan perkebunan karet yang silih berganti tumbuh begitu suburnya terlihat sepanjang jalan. Saya berangakat menggunakan motor boncengan dengan kawanku yang bernama Thaufik. Kami sudah merencanakan perjalanan ini jadi saya bisa lebih enjoy dan tidak terlalu tergesa-gesa diperjalanan karena perjalanan itu sendiri adalah waktu paling banyak kita habiskan dan ku selalu belajar untuk menikmati proses itu dan yaaah dalam perjalanan itulah ku mendapatkan sesuatu yang tak bisa kuungkapkan merasa bebas dan selalu bersemangat.
![]() |
Seorang anak perempuan melayu pesisir menghabiskan liburnya untuk membuat kain tenun songket khas Batubara. |
![]() |
Seorang ibuk yang sibuk dengan kain tenunnya dengan jeli memperhatikan setiap helai benang agar corak yang dihasilkan bisa sesuai dan benang tidak kusut. |
![]() |
Songket sendiri masih dibuat dengan cara yang tradisional dan merupakan pekerjaan kaum perempuan. |
"Nanti kalau ada orang menenun kita berhenti OK, kataku kepada si thaufik ini yang penuh gaya dengan stylenya anak perkotaan dan hal ini begitu berbanding terbalik denganku yang berpakain ala kadarnya bahkan ku sering dikira penduduk setempat karena penampilanku ini.
"Ku rem motorku ciiaaat!!!"akhirnya kami temukan penduduk lokal sedang menenun ada dua orang ibuk-ibuk dan 2 orang gadis yang masih anak-anak tapi yang satu lagi sudah beranjakkan dewasa.
"Permisi Buk boleh kami ambil foto untuk koleksi pribadi" kataku, Dan Ibuk yang lagi sibuk menenun itu mengatakan " oh iya bukan untuk dipublikasikan" dengan aksen khas orang melayu pesisir dan sangat asing ditelingaku , mungkin ibuk ini mengira kami wartawan hahahaha dalam hatiku. "enggak kok Buk ini untuk documentasi kami pribadi aja" sahutku, dan akhirnya ibuk itu mengizinkan juga. Dengan kamera gua yang kebetulan masih baru kubeli walaupun second dengan gaya sok profesional ku langsung jepret sana jepret sini.
Cihui dalam hati gue seneng banget bisa foto sekalian untuk belajar.
![]() |
Kota Limapuluh disenja hari, Kota Limapuluh merupakan ibukota dari Kabupaten Batubara |
Songket ini merupakan kain khas orang melayu pesisir dan dalam proses pembuatannya juga masih tradisional. saya melihat anak gadis ini juga mengahabiskan hari minggunya untuk belajar sekaligus membantu orang tuanya membuat songket. Bagiku dengan melihatnya aja udah sangat ribet proses pembuatannya.
Setelah puas jepret -jepret akhirnya kamipun mintak izin untuk berpamitan dan jangan lupa ucapkan terikasih banyak ya buk hehehehehehee......... dan kamipun melanjutkan perjalanan lagi. " Oh iya saya lupa nanyakan nama ibuk tadi" hal itu lah yang saya sesalkan sampai saya menuliskan artikel ini.
berapakah harga satu lembar kain songketnya?
ReplyDeletewaduh kebetulan saya tidak tanya pula bang masalah harganya, ku hanya tahu pembuatannya aja jadi maaf ya info kurang lengkap
Delete