Rimbunya Pohon Karet Di Negeri Ini

Pohon karet ini begitu rimbun dan subur di negeri ini.
Saat Pertama kaliku pergi ke Sumatera hanya ada dua tanaman yang paling populer yaitu kelapa sawit dan juga pohon karet. Setiap sepanjang jalan kedua pohon ini selalu disuguhkan silih berganti, dalam hatiku cukup girang melihat pemandangan baru ini bagiku ini sangat membuatku iri melihat penduduk yang hidup dengan banyak sekali pohon rimbun sebagai tempat melepas lelah maupun bersantai dan bagiku pohon karetlah yang paling tepat. Pohon karet yang nama latinnya adalah  Hevea brasiliensis ini merupakan tanaman yang tidak bisa dipisahkan dari sumatera ini, pohon yang getahnya merupakan bahan baku karet ini adalah tanaman yang menghidupi banyak penduduk di sini. Pohon Rambung orang seni sering membilangkannya kepadaku. Di tempatku tinggal di Pematangsiantar sini bisa dijumpai orang berjualan kelapa muda di bawah pohon karet karena tempatnya sejuk dan juga tanamannya cukup rindang. Dan saya sendiri gemar menghabiskan waktu untuk menikmati rimbunnya pohon ini.

Jalan yang menghubungkan perkebunan dengan jalan raya terdekat di daerah batubara.

Sepanjang jalan pohon karet akan menjadi pemandangan perjalanan.
Para penduduk melintas jalan di tengah perkebunan karet dimana sebelah kiri pohon karet yang sudah besar dan sebelah kanan pohon karet masih kecil.
Dalam penanaman pohon karet ini sendiri  membutuhkan lahan beribu-ribu hektar dan takperlu ditutupi bahwa hutanpun telah banyak beralih fungsi menjadi perkebunan, Sayapun jarang menjumpai hutan alami ketika pertamakali datang ke sumatera ini, ku baru melihat hutan yang masih cukup alami ketika ku pergi ke danau toba sekitar 45 menit dari kota siantar ini, disana hutan belum beralih fungsi menjadi perkebunan bahkan saya tidak bisa membayangkan kalau itu sampai terjadi. Anda akan terpukau dengan hutan alami ini pohon pinus menjulang tinggi dan udaranya begitu dingin, ini pemandangan yang indah dan patut kita jaga kelestariannya.


Getah karet dikumpulkan setetes demi setetes di wadah plastik yang sebelumnya kulit pohon sudah dideres terlebih dahulu. 
Penduduk biasa menggembalakan sapi mereka di perkebunan karet dan membiarkan binatang ternak mereka lepas tanpa harus dijaga.

Beribu-ribu hektar pohon karet ini sebenarnya bukanlah milik orang negeri ini melainkan milik perusahaan asing seperti salah satu merek ban paling ternama di dunia yang selalu mensponsori balapan-balapan kelas satu dunia. Hanya seglintir saja penduduk asli yang memiliki perkebunan sendiri dan tetap menjual hasil kebunnya ke perusahaan asing. Dalam diri saya selalu bertanya apakah indonesia ini masih belum bisa mengolah tanaman getah karet menjadi produkan jadi sendiri, orang sepertiku hanya bisa mengeluh kenapa negeriku ini seperti ini seperti itu kenapa tidak bisa seperti mereka mereka tidak memiliki sumber daya alam tapi mereka bisa membuat semua kebutuhan yang bahan dasarnya bahkan tidak bisa ditemukan di negara mereka. Hutan kami dibabat tanpa memperdulikan satwa yang hidup didalamnya, bukankah mereka bukan manusia mereka hanya binatang!!!, apakah mereka berpikir seperti itu, bisa dibilang hutan di indonesia tinggal secuil semuanya telah dirusak untuk perkebunan karet maupun kelapa sawit yang mayoritas dimiliki oleh orang asing. Saya menilai sangatlah mudah bagi perusahaan asing untuk membuka lahan perkebunan dengan merusak hutan di negeri ini apalagi masa kejayaan hutan sendiri sudah mulai habis karena hutan sudah habis karena ilegal loging dan sekarang zaman perusakan hutan telah berubah menjadi zaman perkebunan yang akan menggantikan hutan itu sendiri dan mengusir setiap penduduk asli yang bermukim di dalamnya....

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment