Mengenang Rumah Pengasingan Sang Proklamator

Rumah pengasingan Ir. Soekarno di Parapat berada persis di ujung bukit yang menghadap langsung ke arah Danau Toba.

Saat pertama kali saya masuk daerah wisata danau Toba di Parapat teman saya menunjukkan sebuah rumah bergaya eropa yang posisi pas persis menghadap pemandangan danau Toba dan terletak di bukit di pinggir danau Toba.

Saya masih ingat betul kami pergi berdua dengan mengendarai vespa milik temanku, walaupun vespa tua tapi cukup nyaman untuk dikendarai. Waktu itu tujuan pertama kali kami adalah kebun teh di daerah Sidamanik.

Hamparan kebun teh dari ujung ke ujung mata seperti gak ada habisnya sangat luas, tapi sayangnya tidak ada para pekerja yang sedang memetik teh, mungkin karena hari minggu jadi libur. Kabarnya perkebunan teh ini akan di gusur dan di jadikan lahan perkebunan sawit, sungguh sayang kalau itu benar-benar akan direalisasikan karena disini objek wisata yang cukup menarik untuk di kunjungi dan udaranya pun segar.

Sebenarnya perjalanan kami tidaklah mulus ternyata vespa ini tidak sanggup naik tanjakan jadi terpaksa akau harus dorong sementara temanku nyetir ni vespa hahahaha konyol banget lhook di ingat-ingat tapi bener-bener asyik.

Saat kita menuju danau Toba hutan di sini masih cukup asri dan juga terjaga dan di bibir danau banyak terdapat rumah-rumah penduduk yang mayoritas adalah suku Batak Toba yang merupakan suku asli di daerah danau Toba ini.

Akhirnya kami sampai juga ke Parapat setelah kami parkirkan vespa kawanku menunjukkan sebuah rumah "Mas, inilah dulu rumah pengasingan Ir. Soekarno".

Dari Informasi yang saya dapat Rumah ini dulu bekas Villa milik kolonial Belanda yang kemudian di jadikan sebagai rumah pengasingan Presiden RI yang pertama pada tahun 1948-1949. Ketika terjadi agresi militer belanda yang ke II.

Rumah ini terdiri dari dua lantai dengan bergaya arsitektur belanda dan bercatkan hitam putih sehingga sungguh berbeda dengan model bangunan yang umumnya di daerah parapat ini. Kondisinyapun masih terawat dengan sangat baik saya melihat ada beberapa tukang kebun yang sibuk merapikan tanaman disekitar rumah ini.
Dengan arsitektur bergaya bangunan Belanda dan bendera merah putih begitu kental nuansa akan sejarah dari negeri ini.

Saksi bisu masa-masa pengasingan sang Proklamator negeri ini.
Sayang saya belum masuk ke dalamnya karena pintunya selalu tertutup setiap kali aku kesana, nanti di kirain gua pencuri kalau main nyrobot aja kerumah orang hahahahahaha.

Kata temanku sih rumah ini di buka untuk umum setiap hari-hari besar terutama ketika tanggal 17 Agustus, Awalnyasih ku percaya tapi lama-lama ku gak yakin soalnya temanku ini suka boong juga, so bukan maksud ku jelek-jelekin cuman ku gak nyangka aja.....

Di depan rumah ini juga ada gazebo kecil yang juga langsung Menghadap ke danau Toba, dan tempat ini salah satu tujuan wisata yang wajib untuk di datengi kalau pergi ke danau Toba.

Oh ya satu hal lagi di rumah pengasingan ini juga terdapat musholla kecil sebagai tempat Sshollat Pak Soekarno dulu kayaknya. Dan di dalamnya juga banyak foto-foto sang proklamator di pajang di sini.
Temapanyapun rindang karena banyak di tumbuhi pohon cemara. bahkan banayak para kaula muda yang bersuka ria mengambil foto di lokasi ini entah sama teman-teman, pacar ataupun sama keluarga mereka.
Rumah dengan gaya bangunan Belanda ini merupakan kediaman presiden Ir. Soekarno ketika dalam pengasingan di Parapat pada tahun 1948-1949.
Rumah ini langsung menghadap pemandangan ke Danau Toba yang begitu memanjakan mata setiap pengunjung yang mendatanginya.
Oke mari kita lestarikan peninggalan sejarah bangsa dan juga peduli dengan apa yang telah mereka tinggalkan untuk kita jangan banyak bicara tapi laksanakan sekecil apaun itu akan selalu berarti, oke guys salam para gembeler.......

Share this:

CONVERSATION

0 komentar:

Post a Comment